Adds Header

Friday, November 30, 2012

Motret itu mudah.

Motret itu mudah...


Mengenal kamera saat masih duduk di SMP saya memotret dengan kamera pocket canon film manual. Hasilnya harus menunggu film dicuci dan dicetak. Setelah SMA mengenal kamera SLR film manual dengan focus kaca belah. Sekarang jaman digital semua dibuat mudah, baik kamera pocket maupun kamera SLR semua bisa dilakukan dengan menu focus otomatis dan tinggal jepret, woala hasilnya bagus tanpa harus pusing dengan setting kamera yang harus disesuaikan.

Disini saya akan mengulas beberapa hal mengapa kita memerlukan setting manual dibandingkan dengan setting otomatis.

Pertama, disaat kita memotret diruangan dengan cahaya minim, maka foto dengan menu otomatis harus menggunakan tambahan cahaya (flash), dan hasilnya object yang telihat lebih terang sedangkan suasana atau keindahan cahaya yang redup tidak akan terekam.

Kedua, saat memotret benda bergerak menu otomatis tidak dapat menangkap object gambar dengan baik, sehingga gambar/object menjadi blur.

Ketiga, saat kita memotret dengan DSLR kita dapat membuat object lebih menonjol dibandingkan dengan background, karena background dapat kita buat menjadi blur sedangkan object terlihat jelas, apabila kita menggunakan menu otomatis maka gambar tersebut tidak akan kita dapatkan.

Dan beberapa hal lainnya yang tidak semua bisa dilakukan dengan menu otomatis dalam mengambil object gambar untuk hasil gambar yang lebih dramatis atau artistik.


Nah, bagaimana mendapatkan gambar pada point pertama dengan kamera pocket, kita bisa lakukan dengan memindahkan tombol dari menu otomatis ke menu Night (malam) lalu arahkan ke object, kunci focus dan shot.

Sedangkan apabila menggunakan kamera DSLR kita coba dengan menu Manual, Pindahkan tombol menu ke icon M seperti pada gambar.

Lalu ubah iso lebih besar menjadi antara 1000 s/d 3200 atau pilih iso otomatis jika ada, sehingga iso akan memilih sendiri sesuai dengan cahaya yang ada.
Ubah Tirai atau rana (shutter speed) menjadi 1/800 atau 1/1500 agar object gambar tidak blur dan freeze/beku saat di foto. Lihat juga komposisi meteringnya lakukan pemilihan diagrafama agar gambar tidak menjadi terlalu gelap / under exposure atau terlalu terang / over exposure. Diagrama antara F1.8 sampai F5.6 apabila diagrafama besar (f kecil) akan lebih banyak cahaya yang masuk dan gambar akan lebih terang, jika diagrama tidak bisa besar (f kecil) tergantung fitur lensa, bisa juga menggunakan tripod/atau diletakan dimeja agar kamera tidak goyang. Lalu arahkan kamera ke object, kunci focus dan shoot, kamu bisa lihat hasilnya apabila hasilnya kurang baik bisa kamu adjust lagi komposisi setting diatas sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Untuk point berikutnya akan saya jelaskan lagi pada kesempatan berikutnya, cobalah kamu praktekan lagi setting-setting diatas dengan banyak latihan akan membuat hasil foto yang kamu buat lebih baik.
Point yang saya terangkan diatas saya buat simple saja agar tidak membuat kamu pusing mempelajari teori-teorinya, jika sudah kamu praktekan ada baiknya kamu dapat mengenal teori-teori berikut ini.


Shutter speed pada kamera terletak di depan sensor. Fitur ini mempunyai fungsi mengontrol, mengatur lama cahaya mengenai sensor/ film. Exposure (pencahayaan) melibatkan 3 (tiga) unsur yaitu diafragma (aperture), shutter speed dan ISO. Exposure berhubungan dengan diafragma dan kecepatan rana. Relasi antara diafragma dan shutter speed selalu komplemen. Intensitas cahaya yang mengenai sensor diatur kombinasi diafragma dan rana untuk mendapatkan pencahayaan yang dikehendaki. Selain berfungsi untuk mengontrol pencahayaan , shutter speed juga berguna untuk memperoleh efek blurring atau freezing.

Efek penggunaan shutter speed bergantung kecepatan yang dipilih. Semakin tinggi, misalnya dari 1/1000, 1/2000, dan 1/8000 maka makin mem-freezing objek yang bergerak. Sebaliknya semakin rendah kecepatannya, elemen bergerak menjadi blur. Seperti penggunaan kecepatan 1/30, ¼ dan seterusnya. Apabila sekadar membekukan gerak orang yang sedang berjalan, tidak perlu menggunakan 1/2000. Karena hal ini memerlukan ISO yang lebih tinggi bila intensitas cahaya minim. Dengan ISO tinggi berisiko timbulnya noise.
Bila cahaya terang atau intensitas cahaya besar, sinar yang masuk ke kamera dapat digunakan menaikkan kecepatan rana. Karena kecepatan rana lebih cepat, sangat dibutuhkan dalam memotret objek yang dinamis.

Selamat mencoba.

0 comments:

Post a Comment