Adds Header

Wednesday, November 21, 2012

Flash Photography

Flash Photography (Strobist)   


Teman, mungkin ada yang kurang mengenal apa itu “Strobist” Dalam bahasa sederhanya strobist adalah sebuah teknik fotografi yang menggunakan flash, namun flash tersebut tidak berada pada hot-shoe kamera (baca : off-shoe)
Beberapa sumber referensi yang saya baca, Strobist adalah sebuah teknik dalam photography yang berhubungan dengan cahaya. Otomatis kita juga membutuhkan apa itu yang namanya sumber cahaya. Sumber cahaya itu sendiri bisa dari flash speedite, lampu neon, atau bahkan matahari.
Namun dalam pembahasan kali ini saya akan lebih menekankan bagaimana memaksimalkan penggunaan flash, dan flash yang saya maksud adalah small-flash (sb600,  430 exii, dan sejenisnya). Pada mulanya small-flash bisa dibilang barang mewah, melihat dari harga per unitnya diatas 2 jutaan, yang membuat orang untuk menunda atau menabung dahulu untuk membelinya.
Sekarang tidak demikian karena sudah banyak flash 3rd party yang bisa dibeli dengan harga yang relatif murah dengan banyak menawarkan fitur fitur canggih seperti Through The Lens (e-TTL/i-TTL), Commander, dan Slave yang teknologinya diadopsi dari flash buatan pabrikan Canon, Nikon, Sony, dan lain lain yang harganya mulai dari 300 ribuan.
Mengenai kualitas dan fungsionalitasnya, sejauh ini dari segi fungsionalitas pada flash murah tersebut hanya tersedia fitur M (manual mode), mungkin nanti ada pula fungsi TTLnya. Tapi tidak ada salahnya jika kita menentukan penggunaan Mode Manual ketika bermain  strobist.
Dengan menentukan penggunaan Mode Manual secara langsung memberikan banyak pilihan kepada si fotografer dalam pemilihan pembelian/penggunaan flash. Contohnya jika kita menggunakan flash non TTL yang memiliki fitur built-in slave unit (mata kucing yang tertanam). Ketika menggunakan flash ini maka kita tidak lagi memerlukan radio transciever untuk mentrigger/receive pada flash flash yang digunakan.
Secara langsung anggaran belanja strobist akan terpotong/berkurang dengan sendirinya. Beberapa photographer masih ada yang dalam membuat sebuah karya photography hanya memasangkan flash kita ke hot shoe saja.
Tidak salah dengan hal tersebut, jika demikian mereka belum menyadari kemampuan tersembunyi dari flashlite dengan flash off shoe. Jadi bagaimana menghubungkan Flash dengan body kamera secara off-shoe?
Nah Ini saya gambarkan beberapa cara menyambung/mengkomunikasikan antara body dengan flash kita :
1. Kabel extension hot-shoe TTL. Kelebihannya fungsi TTL masih berjalan, Kekurangannya : jadi tampak ribet dengan kabel terebut.  



2. Wireless Trigger (Sinyal radio atau versi murahnya PT04tm/yongnou RF603). Kelebihannya : Menggunakan sinyal radio, sehingga bisa menembus tembok atau penghalang lainnya. Kekurangannya : Belum ada setahu saya.       








3. Built in Wireless Flash System. Kelebihannya : tidak perlu membeli tambahan alat, langsung bisa praktek.  Kekurangannya : harus line-of-sight, dan terkadang kurang responsif apabila harus melawan cahaya yg lebih keras, contohnya matahari.     
Begitulah ulasan mengenai pengenalan dunia strobist, yang dapat dicoba dan diperdalam lagi dengan mengaplikasikan tehnik-tehnik photograpy kamu. Semoga bermanfaat.    

0 comments:

Post a Comment